Hindari 5 Kesalahan Ini Ketika Mengajarkan Anak tentang Uangkesalahan mengajarkan uang ke anak
i

Hindari 5 Kesalahan Ini Ketika Mengajarkan Anak tentang Uang

Apakah Anda termasuk orangtua yang enggan membicarakan soal keuangan kepada anak? Hati-hati, karena hal tersebut bisa berdampak negatif kepada sang anak. Selain Anda harus mengajarkan value mengenai uang kepada anak, Anda juga harus berani untuk mengungkapkan keadaan finasial Anda kepada anak sejak dini.

Dikutip dari buku Make Your Kid a Money Genius (Even If You’re Not) ada lima kesalahan yang dilakukan orangtua ketika mengajari anaknya tentang uang dan juga bagaimana cara menghindarinya.

Berbohong demi kenyamanan Anda.

Mungkin Anda pernah berada di situasi di mana anak merengek minta jajan atau beli mainan, Anda pun kemudian berujar “Papah nggak ada uang.” Berbohong demi kenyamanan Anda sangat tidak disarankan. Anak berusia 3-7 tahun sudah bisa menilai situasi, ketika Anda mengatakan tak punya uang tapi masih membeli barang lainnya, mereka akan tahu bahwa Anda berbohong.

Sebaiknya, katakan saja yang sebenarnya, sesederhana mengatakan, “Kita tidak membutuhkan barang itu, jadi tak perlu membelinya.” 

Bertengkar dengan pasangan di depan anak.

Ada fakta menyatakan, anak-anak yang sering mendengar orangtuanya bertengkar karena uang, akan memiliki utang kartu kredit lebih banyak daripada yang tidak.

Anak di kisaran usia 8-12 tahun sedang berada di tahap mempertanyakan setiap langkah yang Anda lakukan sebagai orangtuanya. Jadi, sebaiknya Anda selalu menjaga perselisihan di balik pintu kamar, di mana anak Anda tak mungkin bisa mendengarnya.

Jika anak meminta sesuatu yang patut didiskusikan bersama dengan pasangan Anda, diskusikanlah berdua. Temukan solusinya dengan pasangan Anda dan sampaikan bersama pada anak.

Bercerita terlalu banyak tentang kesalahan Anda.

Dalam menasehati anak, wajar jika kita terkadang menggunakan kesalahan kita di masa lalu sebagai perumpamaan yang harus mereka hindari. Namun, jangan sampai terlalu menceritakan detailnya, cukup beritahu faktanya saja, agar anak tak salah fokus pada cerita Anda dan lebih mengerti dengan jelas pesan yang ingin disampaikan.

Membiarkan mereka terbiasa dengan kartu kredit.

Jika Anda memiliki anak yang sudah cukup dewasa untuk memiliki kartu kredit, selalu tanamkan pola pikir untuk menggunakan kartu kredit untuk keperluan darurat saja.

Meskipun gaji di pekerjaan pertama anak Anda tak terlalu besar, jangan biarkan ia bergantung pada kartu kredit. Anda tentu tidak ingin mereka terbiasa hidup di luar kemampuan mereka dan memiliki utang kartu kredit yang menumpuk.

Mendaftar untuk kartu kredit tambahan atas nama Anda pun juga bukan hal yg baik untuk dilakukan. Menurut Kobliner, hal itu tidak mengajarkan kemandirian finansial anak Anda.

Membedakan pendidikan keuangan berdasarkan gender.

Dalam sebuah survei tahun 2014 oleh T. Rowe Price dikemukakan bahwa anak laki-laki mengaku mendapat pendidikan tentang uang daripada anak perempuan. Sebanyak 48% anak laki-laki dalam survei itu merasa mereka sangat pandai soal urusan mengatur uang. Jumlah yang lebih rendah terjadi pada anak perempuan yang hanya sebesar 38%.

Hal tersebut bisa jadi bukti kesenjangan gender memang terjadi. Anda juga  perlu menyadari dan memperjuangkan anak perempuan Anda. Bagaimanapun nantinya, mereka akan bersaing dengan laki-laki dan kebutuhan untuk mengelola uang dengan cerdas sangat Ia perlukan.

Ajarkan bagaimana caranya mengelola uang pada anak Anda sedini mungkin, Anda bisa mengajarkan dari menjelaskan tentang nilai uang atau bagaimana cara membelanjakan uang yang telah diberikan padanya.

Latest

View All