Semua bermula ketika Fader nongkrong di stadion Patriot Bekasi sore itu, sorak riuh terdengar di seantero tribun merayakan pertandingan persahabatan antara Bhayangkara FC vs Timnas indonesia U-22. Tapi bukan itu yang menyita perhatian Fader, namun suara pengumuman pergantian pemain yang keluar dari pengeras suara yang membuat Fader tertarik “Pergantian pemain dari Bhayangkara FC. Keluar pemain dengan nomor punggung satu Wahyu Tri, digantikan pemain dengan nomor punggung 38 Indra Adi…” Jelas sekali ini dikumandangkan oleh sebuah suara wanita bernada tegas yang jernih mengalir. Fader pun penasaran sosok dibalik suara itu, selidik punya selidik suara itu berasal dari seorang Cici cantik dengan senyum cerah berkaos merah yang sedang duduk di pinggir lapangan dengan mic ditangan.
Adalah Monica Riza, seorang announcer pertandingan bola yang mengantarkan informasi demi informasi di pertandingan kali itu. Tak tunggu lama, Fader ajak kencan wanita berambut bob tersebut. Dengan segala pesona yang dimiliki Fader, Monic setuju untuk menghabiskan bersama sisa hari rabu yang berfaedah itu.
Monic, dokter yang BU

Seusai pertandingan berakhir kami lantas pindah ke kedai kopi setempat, layaknya teman lama, percakapan kami berangsur hangat. Ketika ditanya kesibukannya, Monic yang ternyata sudah lama berprofesi jadi dokter ini mengaku punya beberapa kegiatan yang mengisi hari-harinya. “Sehari-hari sih sibuk praktek di klinik estetika di Jakarta, khusus buat hari senin aku bawain acara kesehatan di salah satu tv swasta nama acaranya Bincang Sehati dan sesekali ya jadi announcer pertandingan bola”
Fader berpikir keras, kalau dokter Monic sibuk banget kaya gitu kapan lagi bisa ngajak kencan random kaya gini? Monic ngaku kalau dia memang moody-an orangnya, jadi dengan adanya variasi kegiatan di hidupnya, Monic merasa hidupnya lebih berwarna buat dijalanin “Jadi nggak akan bosen kan, nggak terus-terusan ketemu pasien atau jadi announcer terus, tapi sih sebenarnya aku ngambil banyak kerjaan karena BU aja, butuh uang haha” ujarnya bercanda, atau serius, Fader nggak tahu, yang jelas tawa kecil dokter Monic cukup buat Fader ingin menafkahi dengan tulus dokter BU yang suka bercanda ini.
Nggak cukup dengan ragam aktivitasnya yang kini sedang dijalani, Monic juga tengah bersiap untuk jadi dokter spesialis. Tak jauh dari pekerjaannya sebagai announcer dilapangan sepak bola, Ia berencana untuk mengambil program kedokteran olahraga. Ketika ditanya kenapa, Monic mengaku bukan betis berbuah para atlit atau dada bidang para pemain bola yang jadi motivasinya. Namun kecintaannya pada olahragalah yang mendorongnya untuk mengambil program tersebut.
“Aku ngeliat peluang aja sih, selain aku suka dunia olahraga, sekarang juga pasar olahraga lagi terbuka dengan banyaknya orang yang sadar akan pentingnya kesehatan dan olahraga” ujarnya sembari menyeka rambut coklatnya yang mampir di dahi putihnya. Ia mengaku hal tersebut adalah strategi yang baik dalam karirnya, karena semua pengalamannya selama ini akan mempermudah Ia mempelajari cedera-cedera atlit dan ilmu kedokteran olahraga yang nantinya akan dia ambil. Hmm kalau dokternya kaya gini sih kena sliding tackle terus juga nggak apa apa deh, rawat aku dokter!

Pertimbangan lainnya kenapa dokter yang suka banget sama Jacky Chan ini ngambil spesialis tersebut karena saat ini ia praktek di bidang estetika dimana pasiennya berkonsultasi di seputar filler bibir atau implant payudara. Bagi dokter Monic yang ngakunya jarang-jarang dandan ini, Ia jadi kurang sreg menjalankan perannya sebagai dokter. Buatnya lahan ini dipenuhi kegelisahan para wanita yang nggak berpuas dengan dirinya atau demi membahagiakan orang lain sampai rela mengubah bagian tubuhnya. Hal itu sedikit banyak bikin dokter Monic kurang tenang dan memilih olahraga saja sebagai jalan ninjanya.
dokter Monic, Instruktur Zumba yang Nggak Siap Jadi Seleb
Body langsing bersahaja yang dokter Monic punya saat usianya udah menginjak kepala tiga ini memang hasil kebiasaannya workout. Monic selalu memastikan untuk minimal tiga kali seminggu olahraga rutin seperti strong by Zumba, Inferno Hot Pilates sampai TRX. Nggak main-main dengan kegemarannya, saat ini juga dokter Monic sudah mengantongi sertifikat sebagai instruktur Zumba, emang serba bisa dokter cantik bermata belo ini, kalau instrukturnya dokter Monic mah Fader juga siap daftar kelas Zumbanya deh.

Kulit putih kenceng hasil perpaduan darah Menado-Portugis-Cina emang bikin dokter Monic nggak cukup dilirik sekali doang. Parasnya yang menarik bikin dia didaulat banyak pihak buat tampil padahal Monic sih ngerasa dia bukan banci kamera, kalau bisa nggak kelihatan kamera itu lebih bagus. “Awalnya sebelum jadi announcer aku nggak pede banget sama suara aku, tapi temen ngeyakinin kalau suara aku cocok dan kerjaan ini nggak perlu banyak nyablak karena udah ada scriptnya, acara di tv juga sengaja di ambil karena bukan tv komersial”. Walau berkat bakatnya Ia jadi announcer andalan PSSI bertahun-tahun belakangan ini, dokter Monic tetap ingin rendah hati saja, jadi orang biasa yang masih punya kehidupan pribadi jauh dari konsumsi publik. Privasi adalah barang mahal yang masih Ingin Ia nikmati, terbukti dari akun sosmednya yang sengaja dikunci karena ingin menghindari netizen-netizen julid dengan segala sabdanya yang maha benar.
Harapan dokter Monic di Tahun Baru Imlek
Belum lama momen imlek berselang membuat Fader penasaran sama kebiasaan imlek cici satu ini. Waktu ditanya makna imlek untuk dokter Monic, jawabannya agak bikin kaget sih, karena Ia mengaku sebenarnya dari kecil sampai besar keluarganya di rumah tidak terlalu merayakan imlek. Namun karena keluarganya besar Ia pasti mengunjungi Oma-nya untuk makan-makan di hari imlek.
Buat dokter Monic, momen keluarga itu nggak hanya saat imlek, karena sampai sekarang pun ia masih sering kumpul dengan orangtuanya, dan Ia mengaku kalau dia deket banget sama sang ayah “Aku tuh saking deketnya sama papa sampai sekarang masih suka dianter jemput sama papa” Kalau papa lagi sibuk, Fader juga siap nganter kok dok.
Sosok ayah sangat berarti buat dr Monic “Kalau ada award buat best superhero aku mau nominasiin papa aku, dia tuh baik banget, tipe bapak yang belanja ke pasar atau masakin buat istrinya pun mau-mau aja, nggak pernah ngejudge dan selalu percaya sama aku” kisahnya tentang sang ayah.

Entah benar atau tidak kalau ada teori yang mengatakan anak gadis kalau cari jodoh nggak jauh-jauh dari karakter yang melekat di ayahnya. Pas ditanya hal ini, dokter Monic mengamininya, ia mengaku tipe laki-laki idamannya adalah yang sipit dan berkacamata persis sepeti papanya.
“Aku suka cowok lucu yang sipit dan berkacamata, fisik buat aku nggak terlalu aku lihat, yang penting sipit dan berkacamata aja soalnya kalau dikacamata tuh kesannya pinter gitu, aku suka sih cowo yang pinter” ujarnya malu-malu. Fader pun lantas pasang kacamata dan sedikit merasa jumawa, walau dokter Monic ini dikelilingi atlit-atlit yang testosteronnya bertebaran dimana-mana Ia pasti tahan iman, atlit kan jarang-jarang pake kacamata. Fader jadi tenang.
Hari yang semakin redup membuat Fader lantas menutup kencan kami hari itu. Tak lupa menanyakan harapan dokter Monic di tahun baru imlek ini “Aku sih kemarin berdoa biar bisa keterima program spesialis dan dapat jodoh yang baik, udah nggak muluk-muluk jodoh yang baik aja” ulangnya dengan pasti. Senyum riang childish yang dari tadi dilempar dokter Monic ini ternyata menyimpan duka. Pas ditanya lebih lanjut ternyata dokter Monic baru aja patah hati dari hubungan sebelumnya. Nggak tega dokter Monic jadi keinget lagi, Fader pun ikut mendoakan agar doa dokter Monic tadi terkabul. Amin..
Buat para gentleman di luar sana yang gak malu pergi ke pasar dan siap memasak di dapur, ada dokter cantik baik hati berjiwa riang dan menyenangkan yang bikin kita pengen ngasih dia cupcake tiap hari saking imutnya nih. Tapi inget, ini khusus laki-laki yang berkacamata dan tentu saja sipit matanya. Udah ah nggak usah disipit-sipitin gitu, nggak pantes…