“Ayah Tuhan Itu Apa?” Ada Anak Bertanya Pada Bapaknyailustrasi anak bertanya kepada bapaknya.
i

“Ayah Tuhan Itu Apa?” Ada Anak Bertanya Pada Bapaknya

Mungkin buat siapapun yang belum pernah ditanya pertanyaan seperti ini pasti bisa ketawa-ketawa. Tapi buat kita yang pernah ditanya pertanyaan-pertanyaan luar biasa seperti ini, kita sepakati ini bukan pertanyaan aneh tapi pertanyaan luar biasa. Kagetnya itu melebihi dari ke gap ngerokok sama wali kelas di warung belakang sekolah zaman SMA.

“Ayah, kok utit aku bangun? Ayah kok utitnya ada rambutnya?” sambil nunjuk ke arah ‘situ’ dan kita terus bingung mau jawab apa. Anak umur 3-5 tahun itu emang lagi lucu-lucunya sampai pengin rasanya nge-share terus perilakunya di Instagram. Biasanya di umur-umur lucu gini, nih, anak kita lagi rewel ngelebihin mamanya. Semua yang ada di sekelilingnya ditanya, kadang bikin pusing juga.

Pernah nggak, sih? Dapat pertanyaan yang tingkat kesusahannya lebih sulit dari soal ujian masuk PNS? Udah mah, nggak ada contekannya, ditanya juga nggak dijadwal, tahu-tahu aja si Krucil ujuk-ujuk nanya. Fader coba survei ke beberapa ayah macam kita yang pernah ditanyain pertanyaan ajaib dari si Krucil, berikut dengan pilihan jawaban yang mungkin memuaskan rasa ingin tahunya.

“Tuhan itu apa?”

Hmm, baik mari kita sama-sama merenung dan coba untuk kembali membaca pemikiran Friedrich Nietzsche, maka jawablah dengan bijaksana “Tuhan telah mati, Nak,” dijamin kita bakal mendengar teriakan kencang seorang wanita dari arah belakang disertai pukulan wajan ke kepala kita. Pelakunya istri kita. Dan sepertinya pertanyaan ini bukanlah pertanda kalau anak kita bakat jadi filsuf, karena ini sebenarnya pertanyaan dasar yang sering banget ditanyain anak kecil. Jawab aja dengan santai dan mudah, “Tuhan itu yang bikin manusia, tanaman, hewan, semua yang ada di dunia, Nak. Tuhan itu hebat!” Gampang, kan?

“Kenapa Ayah namanya Ayah?”

Ketika ditanya hal ini langsunglah tertawa “Haa..haa..haa.. Kamu bisa saja..” ala Yang Mulia-nya Benteng Takeshi, tapi jangan keplak si Krucil pakai kipas, ya. Tentu balasan dari pertanyaan itu tidak menjawab rasa ingin tahu si anak. Sebisa mungkin kita jawab dengan jujur dan simpel, bilang aja “Ayah itu panggilan aja, nama Ayah itu Setia Novanto. Tapi Adek manggil Ayah ya Ayah, Mama juga punya nama, setiap orang punya nama.” Gitu, nggak kepikiran, kan?

“Ayah umur berapa? Kok umurnya banyak?”

Salah satu responden Fader, Arif berbagi, dia pernah ditanya pertanyaan ajaib ini dan nggak tahu harus jawab apa. Tapi jangan anggap si Krucil lagi bercanda terus kita toyor. Ingat, kalau anak sesusia ini emang beneran nanya dan nggak ada niat sedikitpun ingin menjatuhkan martabat kita. Jangan juga dicuekin, tanggapi dengan santai dan logis, “Karena Ayah udah besar, kalau Adek udah besar nanti juga umurnya banyak kayak Ayah.” Semoga ini udah bisa menjawab pertanyaannya dan kalau dia lanjut nanya “Ayah mau sampai di umur berapa?” Baru boleh kita toyor halus.

“Ayah kenapa dipanggil Om? Ayah, kan Ayah!”

Yang ini mungkin sebuah pertanyaan combo dari yang nomor 2 dan 3. Satu hari, Fari, responden Fader dibikin bingung sama anak sendiri pas kumpul keluarga karena dia dipanggil "Om" sama keponakannya. Untuk menanggapi pertanyaan ini, mulai dengan tawa ringan adalah satu hal yang baik, lanjutkan dengan “Iya, Dek kamu anak Ayah, Yanto bukan anak kandung Ayah jadi dia manggilnya Om…” Jangan lupa untuk tetap senyum lebar dan bersabar jika setelah dijelaskan anak kita memanggil kucing dengan panggilan Om. Sabar, bukan salah anak kita, kan dia bukan anak kandungnya kucing.

Mungkin masih banyak pertanyaan aneh bin lucu dan ngeselin yang bisa menguras tenaga kita. Masing-masing dari kita para orangtua mungkin punya caranya masing-masing buat dapetin cara terbaik. Yang pasti jangan suruh anak kita diam, karena ini justru pertanda baik saudara-saudara. Anak yang banyak nanya punya potensi aktif buat pengembangan pengetahuan. Di sini juga lagi fase anak udah bisa interaksi sama dunia. Jadi biarin aja dia nanya segalanya.

Tipsnya: nggak usah stres dan susah-susah mikir. Kuncinya santai dan jawab dengan sesimpel mungkin biar si anak paham. Jangan pakai bahasa susah-susah, nanti dia jadi bingung. Jujur juga harus, jangan bohongin anak sendiri, nanti dia jadi suka bohongin kita. Triknya juga kalau kita nggak tahu jawaban dari pertanyaannya, tetap harus jujur dan bilang “Ayah nggak tahu, coba aja tanya Mama hehe.” Paling kita nanti mendengar lagi suara teriakan seorang wanita dari arah belakang. Belajar dari pengalaman, lari yang kencang!

Latest

View All